Dengan hati-hati Mr. Olsen menyembelihnya dengan berusaha untuk tidak merusak tulang leher si ayam, karena ia tahu itu adalah kesukaan sang ibu mertua. Setelah itu keadaan masih berjalan normal dengan
si ayam menggelepar-gelepar seperti layaknya ayam yang baru saja disembelih. Namun anehnya setelah ditunggu beberapa lamanya si ayam bukannya mati, justru melanjutkan aktifitasnya sebagai seekor ayam yang tidak mengalami apa-apa. Ayam yang telah tidak memiliki kepala ini bertingkah seperti layaknya seekor ayam yang sehat berkeliaran, merenggangkan sayapnya dan bahkan mencoba untuk mematuki tanah mencari makanan dengan lehernya yang telah buntung. Ia juga berusaha berkokok walaupun yang terdengar hanyalah suara geraman yang berasal dari sebagian tenggorokannya yang tersisa.
si ayam menggelepar-gelepar seperti layaknya ayam yang baru saja disembelih. Namun anehnya setelah ditunggu beberapa lamanya si ayam bukannya mati, justru melanjutkan aktifitasnya sebagai seekor ayam yang tidak mengalami apa-apa. Ayam yang telah tidak memiliki kepala ini bertingkah seperti layaknya seekor ayam yang sehat berkeliaran, merenggangkan sayapnya dan bahkan mencoba untuk mematuki tanah mencari makanan dengan lehernya yang telah buntung. Ia juga berusaha berkokok walaupun yang terdengar hanyalah suara geraman yang berasal dari sebagian tenggorokannya yang tersisa.
Keesokan harinya ternyata ayam ini masih hidup, dan Mr. Olsen berniat untuk merawatnya dengan menyuapinya makanan dan minuman yang dibutuhkan si ayam untuk bertahan hidup. Ia memberi nama si ayam Mike. Seminggu kemudian Mr. Olsen membawa Mike ke University of Utah di Salt Lake City sejauh 250 mil untuk diteliti. Di situ diketahui bahwa kapak jagal Mr. Olsen tidak mengenai jugular vein (pembuluh darah dari otak menuju jantung) yang membuat jaringan otak dan satu telinga Mike tidak terputus. Dan karena reaksi seekor ayam sebagian besar diatur oleh jaringan otak ini, Mike dapat beraktifitas seperti biasa walaupun telah kehilangan kepala. Sebuah gumpalan menyelamatkan Mike untuk tidak mengalami pendarahan hingga mati.
Mike bertahan hidup selama 18 bulan ke depan, dan menjalani "karir" sebagai bintang pertunjukan yang sangat populer saat itu dan dijuluki The Wonder Chicken, ayam ajaib. Di masa jayanya Mike dapat menghasilkan uang sebanyak $4,500 (nilai ini setara dengan $48,000 saat ini, sekitar Rp450 juta jika dirupiahkan) dalam sebulan dari pertunjukannya.
Pada Mei 1947, di sebuah motel di Phoenix, Arizona Mike mengalami kesulitan bernafas. Sehari sebelumnya Mr. Olsen tanpa sengaja meninggalkan peralatan makan dan bersih-bersih Mike di sebuah pertunjukan, sehingga ia tidak berhasil menyelamatkan nyawanya. Untuk mengenangnya didirikan sebuah organisasi bernama Mike The Headless Chicken yang secara rutin merayakan Hari Mike Si Ayam Tanpa Kepala (Mike The Headless Chicken Day) setiap minggu ketiga bulan Mei, mulai 1999 hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar